...bersambung dari Part 3
Wak pulang ke kamar untuk menukar sarung. Seketika Wak merenung ke dalam cermin muka yang retak seribu dan sumbing bingkainya...
Wak senyum dan imej Wak di cermin juga tersenyum..
Wak pegang pipi Wak dan imej Wak turut sama berbuat demikian..
Imej itu menurut saja apa yang Wak lakukan..
Mengapa "dia" di dalam cermin tidak membantah dan menurut saja perlakuan Wak..
Apakah itu "diri" Wak sebenarnya? Macam sama tetapi tidak....tangan kanan Wak adalah tangan kiri "dia" dan tangan kiri wak adalah tangan kanan "dia"...
tapi tidak bergerak "dia" kalau Wak tidak bergerak...
Bagaimana kalau "dia" engkar?
........ Atau bagaimana Wak hendak melihat "dia" jika tiada cermin?
Atau ada cermin tapi kotor dan berdebu?
Tiba-tiba cermin retak seribu berdetak dan terpecah
serpihannya bertaburan memenuhi ruang kamar Wak....
Dan Wak melihat imej Wak semakin banyak terpantul pada setiap serpihan itu!
Terlalu banyak!
...tersenyum!
di balik cermin mimpi
aku melihat engkau
di dalam engkau
aku melihat aku
ternyata kita adalah sama
di arena mimpi yang penuh bermakna
bila bulan bersatu dengan mentari
bayang-bayangku hilang diselubungi kerdip nurani
mencurah kasih
kasih murni
mencurah kasih
di balik cermin cermin mimpi
ada realiti yang tidak kita sedari
hanya KEYAKINAN dapat merestui
HAKIKAT cinta yang sejati
hakikat CINTA yang sejati
dengan tersingkapnya tabir siang
wajah kita jelas terbayang
dan terpecah cermin mimpi
menjadi sinar pelangi!!!
............. bersambung
Malaysia - Beijing - Malaysia
12 years ago